Minggu, 02 November 2008

puisi: Pada Reranting

Pada Reranting


Pada reranting air mata

kunisbatkan puji dan puja

penuh rindu merajut jalan cinta

:tenggelam ku dimabuk rasa


Pada reranting kering penuh kelu

Kutambatkan tautan rindu untukmu

Dan gerai yang dulunya pernah menyatu

:terbenam, pecah oleh tikaman malu


Pada gigil reranting sepi

Kutampik sejumput asa

Menghalau bayang-bayang wajahmu

Dan sejuta bendungan pun kubangun di hujung sujudmu

:meski kutahu, keberadaanmu bagiku tetap abadi


Lanskap kita kian berpayau

Sementara tangismu masih bergema

Saat kutitipkan rindu pada setiap rerantingmu

: sambil memeluk lutut, kau berbisik, “aku mencintaimu”


Pada reranting terakhir

Dengan dada dipenuhi gemuruh

Kususuri galur peristirahatanmu

Menceritakan kembali mimpi-mimpi kita

Tentang rumah dari reranting

Dan anak-anak yang bermain di sepanjang rima

: kau memelukku dan berbisik, “jangan lagi pergi. Aku ingin berbagi reranting denganmu”


Pada reranting air mata

Kugurat puji dan puja

: semoga kau tak lagi termangu di bawah reranting nisan kita

1 komentar:

Muhammad Nabil Berri mengatakan...

Leupah that hayeuĂ«…
TeumulĂ©h laju…